Monday, November 28, 2011

XIX. KITAB TENTANG SHALAT TAHAJUD




BAB 1.      Tahajud pada malam hari1

590.        Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas r.a : Setiap kali nabi Muhammad Saw bangun pada malam hari untuk shalat tahajud, Nabi Saw mengatakan : “Ya Allah! Segala puji bagi-Mu; kaulah pemilik langit dan bumi, dan apapun yang ada didalamnya; Kau-lah cahaya langit dan bumi, dan apapun yang ada didalamnya; Kaulah penguasa langit dan bumi, dan apapun yang ada didalamnya. Dan segala puji untuk-Mu. Kau-lah kebenaran. Dan janji-Mu adalah benar; dan pertemuan dengan Mu adalah benar; dan firman-Mu adalah benar; dan surga adalah benar; dan neraka adalah benar; dan para Nabi Mu adalah benar. Dan Muhammad Saw adalah benar; dan hari kiamat adalah benar; Ya Allah! Aku berserah diri kepada-Mu. Aku beriman kepada-Mu. Aku bergantung kepada-Mu. Aku bertobat kepada-Mu. Dan dengan pertolongan-Mu aku membantah (orang-orang kafir). Dam aku mengambil-Mu sebagai hakim. Ampunilah dosa-dosa masa lampau dan dosa-dosa masa depanku. Yang kusembunyikan maupun yang kuungkapkan. Kaulah yang mengawalkan dan mengakhirkan. Tidak ada Tuhan selain-Mu.
(Sufyan menambahkan bahwa ‘Abdul Karim Abu Umayyah menambahkan dengan, wa la hawla wa la quwwata illa billah [tidak ada daya dan kuasa kecuali dengan izin Allah]). [2:221-S.A.]

BAB 2.      Keutamaan shalat malam (tahajud)

591.        Diriwayatkan dari Ibn ‘Umar r.a : Pada masa hidup nabi Muhammad Saw siapapun yang melihat sesuatu dalam mimpinya akan menceritakannya kepada Rasulullah Saw. Aku pernah berharap melihat sesuatu dalam mimpiku untukkuceritakan kepada Rasulullah Saw. Pada waktu itu aku masih remaja dan biasa tidur di dalam masjid. Di dalam sebuah mimpi aku melihat dua malaikat menangkap dan membawaku ke api yang melingkar seperti sumur dn terdapat dua lubang di dalamnya dan aku mengenali orang-orang yang ada didalamnya (di lubang itu). Aku berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari api.” Kemudian aku bertemu dengan malaikat lain yang berkata kepadaku untuk tidak takut. Aku menceritakan mimpi ini kepada Hafshah yang menyampaikannya kepada Rasulullah Saw. Nabi Saw bersabda, “Abdullah orang yang baik. Ku harap ia mengerjakan shalat tahajud.” Semenjak itu ‘Abdullah (ayah Salim) hanya tidur sebentar pada malam hari. [2:222-S.A.]

BAB 3.      Meninggalkan shalat malam (tahajud) karena sakit

592.        Diriwayatkan dari Jundab bin ‘Abdullah r.a : Nabi Saw Muhammad Saw sakit dan tidak bangun (untuk mengerjakan shalat tahajud) selama satu atau dua malam. [2:224-S.A.]

BAB 4.      Nabi Muhammad Saw menganjurkan shalat malam (tahajud) dan nawafil tanpa menjadikannya wajib

593.        Diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib r.a : Pada suatu malam Rasulullah Saw menemui Ali dan Fathimah, putri Nabi Saw, Nabi Saw bersabda, “Tidakkah kamu berdua mengerjakan shalat (tahajud)?” Ali berkata, “Ya Rasulullah! Jika kami berdua ada dalam genggaman Allah dan seandainya Dia menginginkan kami bangun, Dia akan membuat kami bangun.” Mendengar aku berkata seperti itu, Nabi meninggalkan kami tanpa mengatakan sepatah katapun. Aku mendengar Nabi Saw sambil memukul pahanya berkata: Tetapi manusia, dalam banyak hal, suka mendebat (QS Al-Kahfi [18] :54). [2:227-S.A.]
594.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah : Rasulullah Saw pernah berhenti mengerjakan sesuatu perbuatan baik, meskipun Nabi Saw mencintainya, karena takut orang-orang yang mengikutinya membuatnya menjadi wajib. Nabi Saw tidak pernah mengerjakan shalat dhuha, tetapi aku mengerjakannya. [2:228-S.A.]

BAB 5.      Nabi Saw berdiri (qiyam) pada malam hari (mengerjakan shalat) hingga kakinya bengkak

595.        Diriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu’bah r.a : Nabi Muhammad Saw berdiri (dalam shalat) hingga kedua kakinya bengkak. Nabi Saw ditanya tentang hal itu dan menjawab, “Aku tidak ingin menjadi hamba (Allah) yang tidak bersyukur.” [2:230-S.A.]

BAB 6.      Tidur pada bagian akhir malam

596.        Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash r.a : Rasulullah Saw bersbdas kepadaku, “Shalat yang paling di cintai Allah adalah shalat Daud dan puasa yang paling di cintai Allah adalah puasa Daud. Ia (Daud) tirur hingga pertengahan malam kemudian bangun mengerjakan shalat pada sepertiga terakhir malam dan ia tidur lagi pada seperenam terakhir malam dan puasa selang satu hari.” [2:231-S.A.]
597.        (Diriwayatkan dari Masruq) : Aku bertanya kepada ‘Aisyah r.a perihal perbuatan baik yang paling di cintai Rasulullah Saw. Ia menjawab, “Perbuatan yang dikerjakan secara terus menerus.” Aku bertanya lebih jauh, “Kapan Nabi Saw bangun (pada malam hari untuk shalat tahajud)?” Ia menjawab, “Nabi Saw bangun ketika terdengar kokok ayam jantan.” [2:232-S.A.]
598.        (Diriwayatkan dari Al-Asy’ats r.a) : Nabi Muhammad Saw bangun untuk mengerjakan shalat ketika terdengar ayam berkokok. [2:233-S.A.]
599.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Dirumahku Nabi Saw tidak pernah melewatkan bagian terakhir malamnya kecuali tidur. [2:234-S.A.]

BAB 7.      Melamakan berdiri (qiyam) ketika shalat malam

600.        Diriwayatkan dari (‘Abdullah) Ibn Mas’ud r.a : “Pada suatu malam aku mengerjakan shalat tahajud bersama nabi Muhammad Saw dan Nabi Saw berdiri lama hingga sakit pikiran menggangguku.” Kami berkata, “Apa yang dimaksud sakit pikiran?” Ia berkata, “Untuk duduk dan membiarkan Nabi Saw (berdiri).” [2:236-S.A.]

BAB 8.      Bagaimana Nabi Saw shalat dan jumlah rakaat shalat Nabi Saw

601.        Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas r.a : Nabi Saw shalat (malam) tiga belas rakaat. [2:239-S.A.]
602.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Nabi Saw shalat malam dengan tiga belas rakaat termasuk (shalat) witr dan dua rakaat (shalat sunnah) fajar. [2:241-S.A.]

BAB 9.      Bangunnya Nabi Saw dari tidurnya untuk mengerjakan shalat malam dan berapa banyak beliau tidak mengerjakan shalat malam

603.        Diriwayatkan dari Anas (bin Malik) r.a : “Terkadang Rasulullah Saw tidak puasa (selama beberapa hari) sehingga kami berfikir bahwa Nabi Saw tidak berpuasa bulan itu; dan terkadang Nabi Saw berpuasa (berhari-hari) sehingga kami berfikir bahwa Nabi Saw tidak meninggalkan puasa dalam bulan itu. (Tentang shalat dan tidur malam Nabi Saw) seandainya kamu ingin melihat Nabi Saw mengerjakan shalat malam, kamu dapat melihat Nabi Saw mengerjakan shalat dan seandainya kamu ingin melihat Nabi Saw sedang tidur, kamu dapat melihat Nabi Saw sedang tidur.” [2:242-S.A.]

BAB 10.    Setan mengikatkan simpul (buhul) pada bagian belakang kepala seseorang jika ia tidak (bangun) mengerjakan shalat malam

604.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah Saw pernah bersabda, “Pada saat kamu tidur, setan mengikatkan tiga simpul pada bagian belakang kepalamu. Pada setiap simpul ia membacakan kata-kata berikut : ‘Malam masih panjang, maka teruskanlah tidurmu.’ Apabila orang itu bangun dan mengingat Allah, satu simpul lepas; apabila ia berwudhu, simpul yang kedua lepas; dan apabila ia mengerjakan shalat, simpul yang ketiga lepas; dan pada pagi harinya (waktu subuh) ia akan bangun dalam keadaan penuh semangat dan dengan suasana hati yang baik; sebaliknya, jika ia tidak melakukan hal itu, ia akan bangun dalam suasana hati yang buruk dan malas.” [2:243-S.A.]

BAB 11.    Apabila seseorang tidak bangun dan mengerjakan shalat, setan telah mengencingi telinganya

605.        Diriwayatkan dari ‘Abdullah r.a : Diceritakan dihadapan nabi Muhammad Saw bahwa seseorang tidur hingga pagi hari dan tidak bangun mengerjakan shalat (subuh). Nabi Saw bersabda, “Setan telah mengencingi telinganya.” [2:245-S.A.]

BAB 12.    Mengerjakan shalat pada bagian terakhir malam hari dan berdoa kepada Allah

606.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah Saw bersabda, “Tuhan kami, pemberi berkah, yang maha kuasa, turun setiap malam hingga ke langit yang paling dekat dengan kita pada akhir sepertiga malam dan Dia berkata, ‘Siapapun yang berdoa kepada Ku, akan Kukabulkan. Siapapun yang meminta sesuatu dari-Ku, akan Kuberikan. Siapapun yang memohon ampunan pada-Ku, akan Kumaafkan.’” [2:246-S.A.]

BAB 13.    Tidur pada awal malam dan bangun pada akhir malam

607.        (Diriwayatkan dari Al-Aswad) : Aku bertanya kepada ‘Aisyah perihal shalat malam nabi Muhammad Saw berliau menjawab, “Nabi Saw tidur pada awal malam, dan bangun pada bagian terakhir malam, kemudian kembali ke tempat tidurnya. Ketika muadzin mengumandangkan adzan, Nabi Saw bangun. Apabila Nabi Saw perlu untuk mandi, Nabi Saw akan melakukannya; kalau tidak, Nabi Saw akan berwudhu dan kemudian pergi (mengerjakan shalat). [2:247-S.A.]

BAB 14.    Shalat malam Nabi Saw pada malam bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya

608.        (Diriwayatkan dari Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman r.a) : Aku bertanya kepada ‘Aisyah r.a perihal shalat Rasulullah Saw selama bulan Ramadhan. Ia berkata, “Nabi Saw tidak pernah melebihi sebelas rakaat (shalat malam) pada bulan Ramadhan atau di bulan-bulan lainnya. Nabi Saw mengerjakan shalat empat rakaat, jangan tanyakan bagaimana panjang dan elok shalatnya, kemudian empat rakaat, jangan tanyakan bagaimana panjang dan elok shalatnya, lalu tiga rakaat.” ‘Aisyah lebih jauh mengatakan, “Aku bertanya, ‘Ya Rasulullah! Apakah anda tidur dahulu sebelum witr?’ Nabi Saw menjawab, ‘Wahai ‘Aisyah! Mataku terpejam namun hatiku terjaga.’” [2:248-S.A.]

BAB 15.    Tidaklah disukai ibadah berlebihan

609.        Diriwayatkan dari Anas bin Malik : Suatu ketika Rasulullah Saw masuk kedalam masjid2 dan melihat tali menggantung diantara dua pilar. Nabi Saw bersabda, “Tali apa ini?” Orang-orang berkata, “Ini tali untuk Zainab yang apabila ia telah dipegangnya (agar tetap dapat berdiri mengerjakan shalat).” Nabi Saw bersabda, “Jangan gunakan. Lepaskan tali itu. Kerjakanlah shalat sampai batas kemampuanmu. Bila lelha, duduklah.” [2:251-S.A.]

BAB 16.    Tidaklah disukai orang yang pada mulanya biasa mengerjakan shalat malam kemudian meninggalkannya

610.        Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash r.a : Rasulullah Saw bersabda kepadaku, “Wahai ‘Abdullah! Janganlah seperti si Fulan yang mengerjakan shalat malam (tahajud) kemudian berhenti mengerjakannya.” [2:252-S.A.]

BAB 17.    Keutamaan orang yang bangun malam hari dan mengerjakan shalat

611.        Diriwayatkan dari ‘Ubadah (bin Ash-Shamit) r.a : Nabi Muhammad Saw bersabda, “Siapapun yang bangun pada malam hari dan mengatakan, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia pemilik kerajaan dan segala puji hanya untuk-Nya. Dia maha kuasa. Segala puji hanya untuk Allah. Seluruh keagungan hanya untuk Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah. Allah maha besar. Tidak ada daya dan kuasa kecuali dengan izin Allah. Kemudian mengatakan, Allahumma ighfir li (Ya Allah! Ampunilah aku) atau berdoa (kepada Allah), maka doanya akan dikabulkan dan apabila ia berwudhu (dan mengerjakan shalat malam [tahajud]), maka shalat nya akan diterima Allah.” [2:253-S.A.]
612.        Abu Hurairah dalam satu hadisyang diriwayatkannya mengatakan bahwa suatu ketika Rasulullah Saw bersabda, “Saudaramu, ‘Abdullah bin Rawahah, tidaklah berkata cabul.” (Abu Hurairah mengutip perkataan saudaranya dalam suatu puisi):

Di antara kami

Adalah Rasulullah Saw
Yang membaca kitab kala fajar.

Ia memberi cahaya
Melepaskan kami dari kegelapan

Kami beriman
Pada semua yang ia katakan.

Ia menghabiskan malamnya
Seakan tak disentuhnya
Tempat peraduan

Pada saat orang-orang tak beriman
Dalam buaian. [2:254-S.A.]

613.        (Diriwayatkan dari Nafi’) : Ibn ‘Umar r.a berkata, “Ketika nabi Muhammad Saw masih hidup aku bermimpi sehelai kain sutra berada dalam genggamanku dan terbang bersamaku ketempat mana pun yang kuinginkan di surga. Akupun melihat dua malaikat menemuiku”, ia meriwayatkan hadis yang disinggung di muka (hadis no. 591). [2:225-S.A.]

BAB 18.    Shalat nawafil yang dikerjakan dengan dua rakaat, kemudian dua rakaat, dan seterusnya

614.        Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah r.a : Nabi Muhammad Saw memberi kami pengajaran bagaimana mengerjakan shalat istikharah dalam setiap perkara sebagaimana ia mengajari kami surah Al-Qur’an. Nabi Saw bersabda, “Jika salah seorang dari kalian akan melakukan suatu pekerjaan, shalatlah dua rakaat terlebih dahulu yang berbeda dengan shalat wajib, dan berdoalah: Ya Allah! Aku beristikharah kepada-Mu sebab kau maha tahu. Mendekatkan diriku kepada-Mu, berharap Kau memberikan kekuatan kepadaku sebab Kau maha kuasa. Meminta kepada-Mu sebab Kau maha pemurah. Kaulah pemilik kekuasaan, aku tak memiliki apapun. Kaulah pemilik ilmu pengetahuan, aku tak memiliki apapun. Kaulah yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Wahai Allah apabila dalam pandangan-Mu, hal ini buruk bagiku, bagi agamaku, kehidupanku, dan hidupku di hari kemudian (atau untuk hidupku saat ini dan hidupku dimasa depan), maka jauhkanlah dariku, dan pilihkanlah untukku, apapun itu, dan bahagiakanlah aku dengan itu.’” Nabi Saw bersabda pula bahwa seseorang harus menyebutkan keperluannya (dalam doa itu). [2:263-S.A.]

BAB 19.    Teratur mengerjakan shalat (sunnah) dua rakaat (sebelum) fajar sebagai (shalat) nawafil

615.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Nabi Muhammad Saw tidak pernah lebih teratur dan tegas dalam mengerjakan shalat nawafil daripada (shalat sunnah) dua rakaat (sebelum) fajar. [2:2:260-S.A.]

BAB 20.    Yang dibaca dalam dua rakaat (shalat sunnah) fajar

616.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Nabi Muhammad Saw mengerjakan dua rakaat shalat (sunnah) sebelum fajar dengan ringan sehingga membuatku heran apakah Nabi Saw mengerjakan (shalat sunnah dua rakaat itu) hanya dengan membaca Ummul Kitab (Surah Al-Fatihah). [2:262-S.A.]

BAB 21.    Shalat dhuha pada saat tidak sedang bepergian

617.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Sahabatku (nabi Muhammad Saw) menasihatiku untuk mengerjakan tiga hal yang jangan sampai kutinggalkan sampai mati. Yaitu, 1. Puasa tiga hari pada pertengahan bulan; 2. Shalat dhuha, dan 3. Shalat witr sebelum tidur. [2:274-S.A.]

BAB 22.    Shalat dua rakaat sebelum shalat zuhur

618.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Nabi Muhammad Saw tidak pernah meninggalkan (shalat) empat rakaat sebelum shalat zuhur dan shalat dua rakaat sebelum shalat subuh. [2:276-S.A.]

BAB 23.    Shalat sebelum maghrib

619.        Diriwayatkan dari ‘Abdullah Al-Muzani r.a : Nabi Muhammad Saw bersabda, “Kerjakan shalat (sunnah) sebelum maghrib.” Nabi Saw (mengulanginya tiga kali) dan pada kali ketiga Nabi Saw bersabda,”Bagi siapapun yang ingin mengerjakannya, kerjakanlah.” Beliau khawatir orang-orang akan menjadikannya sebagai sunnah. [2:277-S.A.] []

No comments:

Post a Comment