Sunday, November 13, 2011

III. KITAB TENTANG ILMU

BAB 1.      Keutamaan ilmu

54.  Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Ketika nabi Muhammad sedang berbicara dalam sebuah majelis, muncul seorang Arab badui dan bertanya,”Kapankah datangnya hari kiamat?” Rasulullah Saw melanjutkan pembicaraannya. Menurut sebagian sahabatnya, Rasulullah Saw menyimak pertanyaan itu namun tak hendak menjawabnya. Beberapa sahabatnya yang lain mengatakan bahwa Rasulullah tidak mendengar pertanyaan tersebut. Ketika Rasulullah Saw telah menyelesaikan pembicaraannya, ia berkata, “Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?” Orang Badui itu berkata,”Aku di sini, ya Rasulullah.” Kemudian Nabi Saw bersabda, “Ketika al-amanah diabaikan, maka tunggulah hari itu.” Orang Arab badui itu bertanya lagi,”Bagaimana ia diabaikan?” Nabi Saw menjawab,”Ketika kekuasaan dipegang oelh orang-orang tak cakap, maka tunggulah hari (kiamat) itu.” [1:56-S.A.]

BAB 2.      Barang siapa menaikkan suaranya demi menyampaikan ilmu

55.  Diriwayatkan ‘Abdullah bin ‘Amr r.a : Sekali waktu pada sebuah perjalanan Rasulullah Saw tertinggal di belakang kami. Beliau bergabung dengan kami ketika kami sedang berwudhu untuk mengerjakan shalat yang terlambat. Kami Cuma mengusap kaki (dan tidak membasuhnya dengan sempurna) maka Nabi Saw mengingatkan dengan suara keras dua sampai tiga kali,”Selamatkan tumit mu dari api neraka.” [1:57-S.A]

BAB 3.      Imam mengajukan pertanyaan kepada para sahabatnya untuk menguji pengetahuannya

56.  Diriwayatkan dari Ibn ‘Umar r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda,”Diantara banyak pohon, ada sebuah pohon yang daun-daunnya tidak rontok dan pohon itu bagaikan seorang muslim. Coba katakanlah kepadaku nama pohon itu.”Orang-orang mulai memikirkan pohon-pohon yang berada di padang pasir. Dan akuj berfikir yang dimaksud Nabi Saw adalah pohon nakhlah (kurma) tetapi malu mengatakannya. Orang-orang berkata kepada Nabi Saw,”Apa nama pohon itu ya Rasulullah Saw?” Nabi Saw menjawab,”Pohon nakhlah (kurma).”[1:59-S.A]

BAB 4.      Menceritakan atau membaca sesuatu di hadapan seorang pelajar

57.  Diriwayatkan Anas (bin Malik) r.a : Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Nabi Saw di dalam sebuah masjid, datang seseorang yang yang mengendarai seekor unta. Ia menyuruh unta itu berlutut dihalaman masjid, mengikat kaki depannya lalu bertanya,”Siapa diantara kalian yang bernama Muhammad?” Pada waktu itu Nabi Saw sedang duduk diantara kami (para sahabatnya) dengan bersandar pada kedua tangannya. Kami menjawab,”Lelaki berkulit putih yang bersandar pada kedua tangannya.” Orang itu melihat kearah Nabi Saw,”Hai, anak ‘Abdul Muththalib.” Nabi Saw bersabda, “Aku kesini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanmu.” Orang itu bertanya kepada Nabi Saw,”Aku ingin menanyakan sesuatu dan tampaknya akan sulit engkau jawab. Jadi jangan marah.”Nabi Saw bersabda,”Tanyakan apapun yang ingin kau tanyakan.” Orang itu berkata,”Aku bertanya dengan nama Tuhanmu,Tuhan orang-orang sebelum mu, Apakah Allah mengutusmu sebagai Rasul untuk seluruh manusia?” Nabi Saw menjawab,”Demi Allah, benar” Lebih jauh orang itu bertanya,”Dengan nama Allah aku bertanya. Apakah Allah menyuruhmu mendirikan shalat lima waktu dalam sehari semalam?” Nabi saw menjawab,”Demi Allah, benar.” Orang itu kemudian bertanya.”Demi Allah! Apakah Allah memerintahkan kepadamu untuk puasa pada bulan Ramadhan?” Nabi Saw menjawab,”Benar, demi Allah.” Orang itu bertanya lagi,”Demi Allah! Apakah Allah menyuruhmu mengambil zakat dari orang-orang kaya untuk diberikan kepada orang-orang miskin?” Nabi Saw menjawab,”Demi Allah, benar.”Orang itu berkata,”Aku beriman atas semua yang diturunkan (Allah) kepadamu, aku dikirim suku ku  sebagai seorang utusan, nama ku Dhimam bin Tsa’labah keluarga dari Bani Sa’d bin Bakar.” [1:63-S.A.]
58.  Diriwayatkan dari Ibnu “abbas r.a : Pada suatu hari, Rasulullah Saw memberikan sepucuk surat kepada seseorang dan memerintahkan orang itu memberikan surat itu kepada Gubernur Bahrain. (Ia pun melaksanakan tugas itu) dan Gubernur Bahrain mengirimkannya kepada Kisrah (gelar raja Persia), yang setelah membaca surat itu menyobeknya sampai beserpihan. (Ibn Mushayyab) berkata, “Rasulullah Saw memohon kepada Allah agar menghancurkan kerajaannya hingga berkeping-keping.” [1:64-S.A.]
59.  Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a : Sekali waktu Rasulullah Saw menulis sepucuk surat atau berfikir untuk menulis sepucuk surat, maka dikatakan kepada beliau bahwa mereka (para penguasa) tidak akan membaca surat-surat jika tidak di stempel. Maka Nabi mengambil sebuah cincin perak dengan tulisan “Muhammad Rasulullah” yang diukirkan diatasnya. Aku melihat seolah-olah ada cahaya putih melingkari jari Nabi Saw. [1:65-S.A.]
60.  Diriwayatkan dari Abu Waqid Al-Laitsi : Ketika Rasulullah sedang duduk di dalam masjid dengan beberapa sahabatnya, tiga orang datang menemuinya. Dua dari mereka duduk di depan Rasulullah Saw dan orang yang ketiga pergi begitu saja. Perawi menambahkan : Dua orang itu tetap berdiri di hadapan Rasulullah Saw untuk (sementara waktu) hingga salah seorang dari mereka menemukan tempat di tengah-tengah lingkaran dan duduk disana, sedangkan kawannya duduk di belakang mereka, dan orang yang ketiga pergi begitu saja. Ketika Rasulullah Saw menyelesaikan khutbahnya ia berkata,”Maukah kamu kuceritakan tentang tiga orang ini? Yang seorang pergi menemui Allah, maka Allah membawa dia ke dalam kasih dan sayang-Nya. Yang kedua merasa malu kepada Allah, maka Allah menempatkan dia di dalam kemurahan-Nya (dan tidak menghukumnya), sedangkan orang yang ketiga memalingkan wajanya dari-Nya maka Allah memalingkan wajah-Nya dari dia.” [1:66-S.A.]

BAB 5.      Sabda Nabi Muhammad Saw, “Bisa jadi seseorang yang menerima ilmu secara tidak langsung mengetahui lebih baik daripada orang yang menerimanya langsung”

61.  Diriwayatkan dari Abu Bakrah : Pada suatu hari nabi Muhammad Saw tengah mengendarai seekor unta dan seseorang memegang tali kekangnya. Nabi Muhammad bertanya,”Hari apa sekarang?” Kami berdiam diri, berfikir bahwa ia mungkin memberi nama lain untuk hari itu. Nabi saw bersabda,”Bukankah hari ini hari nahr (hari kurban)?” Kami menjawab,”Ya.” Lalu Nabi Saw bertanya,”Bulan apa sekarang?” Kembali kami berdiam diri, berfikir ia memberi nama lain untuk bulan itu. “Bukankah ini bulan Dzulhijjah?” Kami menjawab,”Ya.” Lalu Nabi Saw bersabda,”Sungguh! Darah, harta, dan kehormatanmu saling mensucikan satu sama lain (sesama muslim) sebagaimana kesucian, hari ini, bulan ini, dan kotamu ini (Makkah). Adalah tugas yang hadir hari ini untuk memberitahukannya kepada orang-orang yang tidak hadir (hari ini) sebab mereka yang tidak hadir barangkali lebih baik pemahamannya daripada mereka yang hadir hari ini.”[1:67-S.A]

BAB 6.      Rasulullah Saw memilih waktu yang tepat untuk berkhutbah sehingga orang-orang tidak pergi atau bosan

62.  Diriwayatkan dari Ibn Mas’ud : Nabi Muhammad Saw memilih waktu yang tepat untuk berkhutbah sehingga kami tidak merasa bosan. (Nabi Saw tidak menggangu kami dengan melibatkan kami dalam pembicaraan agama dan ilmu pengetahuan terus-menerus sepanjang waktu). [1:68-S.A.]
63.  Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda,”Ringankanlah orang-orang (dalam masalah-masalah agama), dan janganlah membuatnya sukar bagi mereka dan berilah mereka kabar gembira dan janganlah membuat mereka melarikan diri (dari Islam).” [1:69-S.A.]

Bab 7.       Apabila Allah Aza wa Jalla ingin berbuat baik kepada seseorang, Dia akan memberi orang yang di kehendaki-Nya itu pemahaman terhadap agama. (Pemahaman terhadap Al-Qur’an dan sunnah nabi Muhammad Saw).

64.  Diriwayatkan dari Mu’awiyah r.a, di dalam sebuah khutbah : Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda,”Apabila Allah Swt ingin berbuat kebaikan kepada seseorang, Dia akan memberinya pemahaman terhadap agama (Al-Qur’an dan sunnah nabi Muhammad Saw). Aku hanyalah orang yang menyampaikan tetapi Allah ‘Azza wa Jalla yang memberikan pahalanya. (Dan ingatlah) bahwa umat ini (muslim, para pengikut tauhid) akan tetap mengikuti perintah-perintah Allah (mengikuti Al-Qur’an dan sunnah nabi Muhammad Saw dan mereka tidak akan pernah dikalahkan orang-orang yang menentang mereka hingga datangnya hari kiamat).” [1:71-S.A.]

BAB 8.      Keutamaan memahami ilmu

65.  Diriwayatkan dari Ibn ‘Umar r.a : Kami tengah bersama Rasulullah Saw dan seseorang membawa buah pohon nakhlah (kurma). Pada saat itu Nabi Saw berkata, “Diantar pohon-pohon ada sebuah pohon (pengulangan dengan tambahan hadis No. 56).” Berkata Ibn ‘Umar,”karena pada waktu itu akulah yang paling muda disana, maka aku hanya berdiam diri.”[1:72-S.A.]

BAB 9.      Keinginan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan al-hikmah. Dan ‘Umar r.a berkata,”Seseorang harus memiliki pengetahuan keagamaan sebelum ia menjadi pemimpin.” (Abu ‘Abdullah berkata,”Para sahabat Nabi Saw mempelajari ilmu hingga usia mereka tua.”)

66.  Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda,”Janganlah ingin menjadi seperti orang lain kecuali seperti dua orang ini. Pertama, orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar (dibelanjakan di jalan yang adil dan benar sesuai dengan yang telah diperintah Allah). Kedua, orang yang diberi Allah al-hikmah dan ia berperilaku sesuai dengannya dan mengajarkannya kepadsa orang lain.” (Lihat Fath Al-Bari, vol. I, hlm 177). [1:73-S.A.]

BAB 10.    Sabda nabi Muhammad Saw,”Ya Allah! Limpahkanlah kepadanya (Ibn ‘Abbas) pengetahuan tentang kitab suci (Al-Qur’an)”

67.  Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas r.a : Pada suatu hari Rasulullah Saw memelukku dan berkata,”Ya Allah! Limpahkanlah kepadanya pengetahuan tentang kitab suci (Al-Qur’an).” [1:75-S.A.]

BAB 11.    Pada usia berapa seorang anak boleh didengarkan (diterima kutiapn hadis nya)

68.  Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas r.a : Pada suatu hari aku datang dengan menunggang seekor keledai betina, ketika itu aku telah mulai menginjak usia dewasa. Rasulullah Saw tengah mengerjakan shalat di Mina. Tak ada dinding dihadapannya dan aku lewat didepan barisan beberapa orang yang tengah melakukan shalat. Aku membiarkan keledai itu lepas dan menerobos kedalam barisan itu dan tidak ada seorangpun yang keberatan. [1:76-S.A.]
69.  Diriwayatkan dari Mahmud bin Rabi’ r.a : Ketika umurku lima tahun, aku ingat nabi Muhammad Saw mengambil air dari sebuah ember (yang biasa digunakan mengambil air dari sebuah sumur) dengan mulutnya dan menyemburkannya ke wajahku.[1:77-S.A.]

BAB 12.    Keutamaan seseorang yang mempelajari (ilmu-ilmu Islam) dan mengajarkannya kepada orang lain

70.  Diriwayatkan dari Abu Musa r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda,”Pengibaratan petunjuk dan ilmu pengetahuan yang diberikan Allah kepadaku adalah seperti hujan deras yang yang diturunkan Allah ke permukaan tanah. Sebagian adalah tanah yang subur yang menyerap air hujan itu dan diatasnya tumbuh rumput dan sayur-mayur. Sebagian lagi tanah keras yang menahan air itu dan orang-orang dapat menggunakannya sebagai air minum. Yang lainnya tanah yang tandus yang tidak dapat menyerap air dan sayur-mayur tidak dapat tumbuh di atasnya (sehingga tanah itu tidsak memberi keuntungan apapun). Yang pertama (dan kedua) adalah contoh orang yang memahami agama (Islam) dan memperoleh keuntungan (dari pengetahuan) yang diturunkah oleh Allah Swt kepadaku (nabi Muhammad Saw) kemudian mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain. Yang terkahir adalah contoh orang yang tidak memperdulikannya dan tidak memperoleh petunjuk Allah yang diturunkan kepadaku (ia ibarat tanah yang tandus).” [1:79-S.A.]

BAB 13.    Lenyapnya ilmu (agama) dan munculnya ketidaktahuan terhadap ilmu (agama)

71.  Diriwayatkan dari Anas r.a : Rasulullah Saw pernah bersabda,”Diantara tanda-tanda datangnya hari kiamat adalah :
1.      Ilmu agama akan diambil kembali (dengan meninggalnya para ulama).
2.      Ketidaktahuan (terhadap agama) merajalela.
3.      Meminum minuman beralkohol (telah menjadi kebiasaan).
4.      Zina1  dilegalkan dan dilakukan secara luas dan terbuka.” [1:80-S.A.]

No comments:

Post a Comment