Sunday, November 13, 2011

XVI. KITAB TENTANG SHALAT GERHANA MATAHARI




BAB 1.      Shalat gerhana matahari (kusuf)

561.        Diriwayatkan dari Abu Bakrah r.a : Kami tengah bersama Rasulullah Saw ketika terjadi gerhana matahari. Rasulullah Saw berdiri menarik jubahnya hingga masuk kedalam masjid. Nabi Muhammad Saw memimpin kami shalat dua rakaat sampai matahari kembali bercahaya. Lalu Nabi Saw bersabda, “Gerhana matahari dan gerhana bulan terjadi bukan disebabkan oleh kematian seseorang. Maka siapapun yang menyaksikan (dua) shalatlah dan berdoalah kepada Allah hingga gerhana usai.”
Pada kutipan hadis lain Nabi Saw bersabda, “Tetapi dengan gerhana ini, Allah membuat para hamba-Nya takut.”
Hadis tentang gerhana matahari diulang beberapa kali dan di dalam kutipan lain di dari Mughirah bin Syu’bah r.a diriwayatkan, “Ketika nabi Muhammad Saw masih hidup, gerhana matahari terjadi pada hari yang bersamaan dengan wafatnya Ibrahim (Putra Nabi Saw). Orang-orang pun berkata bahwa gerhana matahari terjadi karena meninggalnya Ibrahim. Rasulullah Saw bersabda, “Gerhana matahari dan bulan terjadi bukan karena kematian atau kelahiran seseorang. Ketika kau melihat gerhana, shalatlah dan berdoalah kepada Allah.” [2:150-S.A.]

BAB 2.      Mengeluarkan sedekah (shadaqah) ketika terjadi gerhana matahari

562.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Ketika nabi Muhammad Saw masih hidup, terjadi gerhana matahari, maka Nabi Saw pun memimpin orang-orang mengerjakan shalat. Nabi Saw berdiri dan mengerjakan qiyam yang panjang, kemudian rukuk dengan lama pula. Kemudian Nabi Saw berdiri dan mengerjakan qiyam yang panjang namun waktunya lebih pendek dibandingkan (qiyam) sebelumnya, kemudian rukuk dengan lama pula, tetapi waktunya lebih pendek dibandingkan (rukuk) sebelumnya. Kemudian Nabi Saw sujud (dua kali) dan melamakan sujudnya. Pada rakaat yang kedua Nabi Saw mengerjakan hal yang serupa dengan rakaat yang pertama, kemudian menyelesaikan shalatnya; pada saat yang bersamaan matahari terang kembali.
Kemudian Nabi Saw menyampaikan khutbah dan setelah memuji dan mengagungkan Allah, Nabi Saw bersabda: “Matahari dan bulan adalah dua ayat (tanda keagungan) Allah dari sekian ayat-Nya; dan tidak disebabkan oleh kematian atau kelahiran seseorang. Maka ketika kau melihat gerhana, berdoalah kepada Allah, bertakbir, shalat, dan bersedekahlah.” Nabi Saw kemudian berkata, “Wahai umat Muhammad! Tidak ada yang memiliki ghirah (kecemburuan) lebih besar daripada Allah, maka Allah melarang hamba-hamba-Nya, laki-laki atau perempuan melakukan zina. Wahai umat Muhammad! Demi Allah! Jika kamu mengetahui apa yang kuketahui maka kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” [2:154-S.A.]

BAB 3.      Mengumumkan dengan suara keras untuk mengerjakan shalat berjamaah ketika terjadi gerhana matahari

563.        Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr: “Ketika terjadi gerhana matahari pada masa hidup nabi Muhammad orang-orang diseru mengerjakan shalat berjamaah dengan suara keras: Ash-shalatu jami’ah.” [2:155-S.A.]

BAB 4.      Pada saat terjadi gerhana matahari memohon perlindungan Allah dari siksa (‘adzab) kubur

564.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Seorang perempuan Yahudi datang dan menanyakan sesuatu. Kepadaku ia berkata, “Semoga Allah melindungi anda dari siksa kubur.” ‘Aisyah pun bertanya kepada Rasulullah Saw, “Apakah orang akan mengalami siksa kubur?” Seraya berlindung kepada Allah dari siksa kubur, Rasulullah Saw membenarkan hal itu. Kemudian ‘Aisyah menyebutkan hadis tentang gerhana matahari dan pada akhirnya ia berkata, “ Nabi Saw memerintahkan orang-orang berdoa memohon perlindungan Allah dari siksa kubur.” [2:159-S.A.]

BAB 5.      Shalat gerhana matahari berjamaah

565.        Ibn ‘Abbas meriwayatkan sebuah hadis secara terperinci dan (menyebutkan bahwa orang-orang) berkata, “Ya rasulullah! Kami melihat anda mengambil sesuatu dari tempat anda, dan kami lihat anda melangkah mundur.” Nabi Muhammad Saw menjawab, “Aku melihat surga (dan mengulurkan tanganku kearah) seikat (buah-buahan surga) dan seandainya aku mengambilnya, kau dapat memakannya hingga akhir dunia. Aku juga melihat neraka dan aku belum pernah melihat pemandangan yang lebih menakutkan dari pada itu. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah perempuan.” Orang-orang bertanya, “Ya Rasulullah! Mengapa demikian?” Nabi Saw menjawab, “Karena mereka tidak bersyukur.” Ditanyakan pula apakah mereka tidak bersyukur kepada Allah. Nabi Saw menjawab, “Mereka tidak bersyukur kepada para sahabatnya di dunia (para suaminya) dan tidak bersyukur terhadap perbuatan baik yang dilakukan (para suaminya) terhadap mereka. Apabila kau berbuat baik terhadap mereka sepanjang hidupmu dan mereka menemukan sesuatu (yang tidak menyenangkan) darimu, mereka akan berkata, ‘Aku tidak pernah memperoleh kebaikan darimu.’” [2:161-S.A.]

BAB 6.      Membebaskan (‘ataqah) budak pada saat gerhana matahari

566.        Diriwayatkan dari Asma’ binti Abu Bakar: Sesungguhnya nabi Muhammad Saw memerintahkan membebaskan budak-budak pada saat terjadi gerhana. [2:163-S.A.]

BAB 7.      Mengingat (dzikir) kepada Allah selama terjadinya gerhana matahari

567.        Diriwayatkan dari Abu Musa r.a : Ketika terjadi gerhana matahari, nabi Muhammad Saw bangun dengan kekhawatiran bahwa barangkali hari itu hari kiamat. Nabi Saw pergi ke masjid dan mengerjakan shalat dengan qiyam (berdiri) yang lama, rukuk dan sujud (dengan cara) yang aku belum pernah melihat Nabi Saw melakukannya. Kemudian Nabi Saw bersabda, “Ini adalah tanda-tanda (ayat) Allah dan jangan dihubung-hubungkan dengan kelahiran atau kematian seseorang, tetapi Allah memberikan ketakutan tehadap hamba-hamba-Nya. Maka jika kamu melihat hal ini terjadi, ingatlah (dzikir) kepada Allah, berdoalah kepada-Nya dan mintalah ampunan-Nya. [2:167-S.A.]

BAB 8.      Membaca (Al-Qur’an) dengan suara keras ketika shalat gerhana

568.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Nabi Muhammad Saw membaca (Al-Qur’an) dengan suara keras pada saat shalat gerhana kemudian setelah menyelesaikan bacaannya Nabi Saw mengucapkan takbir, rukuk. Nabi Saw mengucapkan, “Sami’Allahu liman hamidah, rabbana lakal-hamd.” Kemudian kembali Nabi Saw membaca Al-Qur’an. Di dalam shalat gerhana terdapat empat kali rukuk dan empat kali sujud dalam dua rakaat. [2:172[A]-S.A.] []

No comments:

Post a Comment