Sunday, November 13, 2011

X. KITAB TENTANG ADZAN



BAB 1.      Asal-usul adzan

370.        Diriwayatkan dari Ibn ‘Umar r.a : Ketika orang-orang muslim tiba di Madinah, mereka berkumpul untuk mengerjakan shalat, dan menggunakan perhitungan waktu untuk melaksanakannya. Pada waktu itu adzan sebagai panggilan untuk mengerjakan shalat belum lagi diperkenalkan. Pada suatu hari mereka mendiskusikan masalah ini. Sebagian orang mengusulkan menggunakan lonceng, sebagaimana dilakukan umat kristiani, sebagian lain mengusulkan menggunakan terompet mirip tanduk, seperti yang digunakan umat Yahudi. Adalah ‘Umar yang pertama kali mengusulkan dengan memanggil (orang-orang) untuk mengerjakan shalat ; maka Rasulullah Saw memerintahkan Bilal berdiri dan mengumandangkan adzan (sebagai panggilan kepada orang-orang) untuk mengerjakan shalat. [1:578-S.A.]

BAB 2.      Pengucapan kalimat-kalimat adzan dilakukan dua kali

371.        Diriwayatkan dari Anas : Bilal diperintahkan untuk mengulang pengucapan (kalimat-kalimat) dalam adzan dua kali, dan untuk iqamat satu kali kecuali untuk kalimat “qad qamatish-shalah”. [1:579-S.A.]

BAB 3.      Keutamaan adzan

372.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah Saw pernah bersabda, “Ketika adzan dikumandangkan, setan lari terbirit-birit sambil kentut sehingga dia tidak mendengar suara adzan. Ketika adzan telah selesai diperdengarkan ia muncul lagi dan pada saat iqamah diperdengarkan ia kembali lari terbirit-birit dan setelah iqamah selesai ia muncul lagi dan membisikkan sesuatu kedalam hati manusia (untuk mencegah manusia khusyuk dalam shalatnya) dan membuatnya teringat segala sesuatu apa yang tidak dia ingat ketika belum mengerjakan shalat dan menyebabkan ia lupa berapa banyak (rakaat) shalatnya. [1:582-S.A.]

BAB 4.      Mengeraskan suara ketika adzan

373.        Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a : Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda (untuk mengeraskan suara ketika mengumandangkan adzan): “Siapapun yang mendengar suara adzan, baik manusia, jin, dan makhluk lainnya akan menjadi saksi bagi orang yang mengumandangkan adzan di hari kiamat.” [1:583-S.A.]

BAB 5.      Menangguhkan peperangan untuk mendengarkan adzan

374.        Diriwayatkan dari Anas (bin Malik) r.a : “Setiap kali Rasulullah Saw pergi bersama kami untuk berperang (di jalan Allah) melawan bangsa apapun, Nabi Saw tidak pernah mengizinkan kami untuk menyerang sebelum pagi hari dan Nabi Saw akan menunggu dan melihat : apabila mendengar suara azan Nabi Saw akan menangguhkan penyerangan dan apabila tidak terdengar suara adzan beliau akan menyerang mereka.” [1:584-S.A.]

BAB 6.      Yang harus dikatakan ketika mendengar adzan

375.        Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a : Rasulullah Saw pernah bersabda, “Kapanpun kalian mendengar adzan, ikuti (dengan mengatakan) apa yang dikatakan muadzin.” [1:585-S.A.]
376.        Diriwayatkan dari Mu’awiyah r.a : Serupa dengan hadis no. 375 diatas hingga kalimat “Wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”. Ketika muadzin berkata, “Hayya ‘alash shalah,” Mu’awiyah berkata, ikuti dengan kalimat, “La hawla wala quwwata illa billah”. Ia menambahkan, “Kami pernah mendengar Rasulullah Saw mengatakan hal yang sama.” [1:586-S.A.]

BAB 7.      Doa sehabis adzan

377.        Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah r.a, Rasulullah Saw pernah bersabda, “Siapapun yang telah mendengar adzan dikumandangkan, katakanlah, ‘Allahumma Rabba hadzihid-da’ watit-tammati wash-shalatil qaimati, ati Muhammadanil-wasilata walfahdilata, wab-atshu maqaman mahmudanilladzi wa’adtahu (Ya Allah, Tuhan yang memiliki, seruan yang sempurna dan shalat yang akan di tegakkan, berikan kepada nabi Muhammad wailah dan keutamaan, dan anugrahkanlah kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya), maka ia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat. [1:588-S.A.]

BAB 8.      Pahala (keuntungan) mengumandangkan adzan

378.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah Saw bersabda, “Seandainya orang-orang tahu (pahala) berdiri pada barisan (shaf) pertama (ketika sedang mengerjakan shalat berjamaah) dan tidak bisa memperolehnya kecuali dengan mengundi, maka ia akan mengundinya. Dan seandainya mereka tahu (pahala) mengerjakan shalat zuhur (pada waktunya) mereka akan berlomba-lomba untuk itu dan seandainya mereka tahu (pahala) shalat isya’ dan subuh berjamaah, mereka akan datang meskipun harus merangkak.” [1:589-S.A.]

BAB 9.      Tuna netra yang mengumandangkan adzan

379.        Diriwayatkan dari Ibn ‘Umar r.a, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, “Bilal mengumandangkan adzan pada malam hari, kemudian menunggu waktu sahur hingga Ibn Ummi Maktum mengumandangkan adzan.” (Salim menambahkan), “Ia seorang tuna netra yang tidak akan mengumandangkan adzan kecuali jika dia diberitahu waktu subuh telah datang.” [1:591-S.A.]

BAB 10.    Adzan sehabis fajar

380.        Diriwayatkan dari Hafshsh r.a : Ketika muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat subuh dan fajar telah tiba, Rasulullah Saw mengerjakan shalat (sunah) dua rakaat sebelum iqamah dikumandangkan. [1:592-S.A.]

BAB 11.    Adzan sebelum fajar

381.        Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Adzan yang dikumandangkan Bilal jangan sampai membuatmu berhenti makan sahur, karena dia mengumandangkan adzan pada dini hari (dengan maksud) orang yang sedang mengerjakan tahajud segera menyelesaikan tahajudnya, dan orang-ornag yang masih tidur segera bangun. (Adzan yang dikumandangkan Bilal pada dini hari itu) tidak dimaksudkan (untuk menunjukkan bahwa waktu) shalat subuh telah tiba.” Kemudian nabi Muhammad Saw menunjuk jari tangannya dan mengangkatnya (menunjuk langit) dan merendahkannya (menunjuk bumi) seperti ini (Ibn Mas’ud menirukan gerakan tangan nabi Muhammad Saw) Az-Zuhair memperlihatkannya dengan menunjuk dua jari tangan yang dimaksudkan yang ia tindihkan satu sama lain dan kemudian menggaruknya kearah kanan dan kiri. [1:595-S.A.]

BAB 12.    Antara dua adzan seseorang boleh mengerjakan shalat, jika ia mau

382.        Diriwayatkan dari Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani r.a : Nabi Muhammad Saw bersabda tiga kali, “Terdapat shalat antara dua adzan (adzan dan iqamah), terdapat shalat antara dua adzan (adzan dan iqamah), terdapat shalat antara dua adzan (adzan dan iqamah).” Dan setelah tiga kali mengatakan hal itu, Nabi Saw menambahkan, “Bagi mereka yang mau mengerjakannya.” [1:600-S.A.]

BAB 13.    Mengikutkan muadzin dalam perjalanan

383.        Diriwayatkan dari Malik bin Huwairits r.a : Aku datang menemui nabi Muhammad Saw dengan beberapa orang lelaki dari suku ku dan tinggal bersamanya selama dua puluh malam. Ia sangat ramah dan mengasihi kami. Ketika Nabi Saw menyadari bahwa kami telah merindukan keluarga kami, Nabi Saw bersabda, “Kembalilah dan tinggalah bersama mereka, ajari mereka (agama Islam) dan kerjakanlah shalat dan salah seorang dari kalian harus mengumandangkan adzan untuk shalat apabila waktunya telah tiba dan yang paling tua diantara kalian harus memimpin kalian shalat.” [1:601-S.A.]
384.        Diriwayatkan dari (Malik bin Huwairits) : Dua orang laki-laki datang menemui nabi Muhammad Saw dengan niat melakukan perjalanan. Nabi Saw bersabda, “Bila kalian (berdua) berangkat, kumandangkan adzan kemudian iqamah dan yang tertua diantara kalian harus memimpin shalat.” [1:603-S.A.]

BAB 14.    Jika terdapat banyak orang yang sedang melakukan perjalanan (musafir), adzan dan iqamah haruslah dikumandangkan (hal yang sama harus di ‘Arafah dan Muzdalifah). Dan tentang kalimat muadzin pada malam yang berhujan dan dingin : “Ala Shallu fir-rihal (dan shalatlah di dalam rihal (kemah atau rumah) kalian)”

385.        Diriwayatkan dari Ibn ‘Umar r.a, bahwa Rasulullah Saw meminta seorang muadzin untuk mengumandangkan adzan dan diakhiri dengan, “Ala shallu fir-rihal.” Saat itu malam berhujan dan hawa sangat dingin dalam perjalanan. [1:605-S.A.]

BAB 15.    Ucapan seseorang : “Kita tertinggal mengerjakan shalat”

386.        Diriwayatkan dari Abu Qatadah r.a : Ketika kami sedang mengerjakan shalat bersama Rasulullah Saw, beliau mendengar suara gaduh sebagian orang. Setelah shalat usai Nabi Saw bersabda, “Apa yang terjadi?” Mereka menjawab, “Kami tergesa-gesa mengerjakan shalat.” Nabi Saw bersabda, “Janganlah mengerjakan shalat dengan terburu-buru, dan kapanpun kalian datang (terlambat) untuk mengerjakan shalat, maka datanglah dengan tenang, ikuti shalat (orang-orang) yang lebih dahulu (dari kalian) dan lengkapkan shalatmu yang tertinggal.” [1:608-S.A.]

BAB 16.    Kapan seseorang harus bangun untuk mengerjakan shalat apabila mereka melihat imam pada saat iqamah1

387.        Diriwayatkan dari (Abu Qatadah) r.a : Rasulullah Saw pernah bersabda, “Jika iqamah telah diperdengarkan jangan dahulu berdiri untuk mengerjakan shalat sebelum kamu melihatku (di hadapanmu).” [1:610-S.A.]

BAB 17.    Ketika imam memiliki urusan (menyelesaikan masalah) tertentu setelah iqamah

388.        Diriwayatkan dari Anas r.a : Suatu ketika iqamah telah diperdengarkan dan nabi Muhammad Saw sedang berbicara dengan seorang laki-laki (dengan suara rendah) di sebuah sudut masjid dan Nabi Saw tidak memimpin shalat hingga (sebagian) orang mengantuk (tidur sekelebatan dalam posisi duduk). [1:615-S.A.]

BAB 18.    Shalat berjamaah adalah wajib

389.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah Saw pernah bersabda, “Demi yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, aku pernah berniat untuk memerintahkan mengumpulkan kayu api dan meminta seseorang untuk mengumandangkan adzan untuk mengerjakan shalat lalu memerintahkan seseorang untuk memimpin shalat dan aku akan pergi kebelakang rumah-rumah orang yang tidak pergi mengerjakan shalat (berjamaah). Demi yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika mereka tahu bahwa mereka dapat menemukan sebuah tulang yang daging yang baik atau dua kerat daging terdapat diantara dua tulang rusuk, maka ia akan pergi mengerjakan shalat isya’.” [1:617-S.A.]

BAB 19.    Keutamaan shalat berjamaah

390.        Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar r.a : Rasulullah Saw pernah bersabda, “Derajat shalat berjamaah dua puluh tujuh kali lebih utama daripada shalat sendirian.” [1:618-S.A]

BAB 20.    Keutamaan shalat subuh berjamaah

391.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Pahala shalat berjamaah adalah dua puluh lima kali lebih besar dibandingkan mengerjakan shalat sendirian. Malaikat malam hari dan malaikat siang hari berkumpul pada waktu shalat subuh.” Abu Hurairah kemudian menambahkan, “Bacalah Al-Qur’an jika kamu mau, (Allah berfirman) :Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (para malaikat) (QS Al-Isra’ [17] : 78). [1:621-S.A.]
392.        Diriwayatkan dari Abu Musa r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Mereka yang memperoleh pahala paling besar karena mengerjakan shalat adalah mereka yang (tempat tinggalnya) paling jauh (dari masjid), kemudian yang mereka lebih jauh dari itu, dan seterusnya. Demikian pula orang yang menunggu mengerjakan shalat bersama imam memperoleh pahala yang lebih besar daripada orang yang mengerjakan shalat lalu pergi tidur.” [1:623-S.A.]

BAB 21.    Keutamaan mengerjakan shalat zuhur pada waktunya

393.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah Saw pernah bersabda, “Ketika seseorang sedang bepergian, ia melihat sebatang kayu berduri dan menyingkirkannya dari jalan maka Allah akan sangat senang dengan perbuatannya dan mengampuninya.” Lalu (Nabi Saw) berkata, “Ada lima (orang yang mati) syahid : orang yang meninggal karena penyakit menular, orang yang meninggal karena sakit perut, orang yang meninggal karena tenggelam, orang yang terkubur hidup-hidup, dan orang yang terbunuh (dalam peperangan) di jalan Allah. Bagian terakhir hadis ini telah disinggung di muka. (lihat hadis no. 378). [1:624-S.A.]

BAB 22.    Setiap langkah (yang diayunkan) untuk mengerjakan perbuatan baik dihitung sebagai pahala

394.        (Diriwayatkan dari Humaid), Anas r.a berkata : Orang-orang dari suku Salimah ingin pindah kesebuah tempat yang berdekatan dengan Rasulullah Saw tetapi Rasulullah Saw tidak suka kota Madinah menjadi telanjang (yaitu menjadi daerah pinggiran yang kosong tanpa penduduk karena mereka mengosongkan rumah-rumah mereka) dan berkata, “(Wahai suku Salimah!) Tidakkah kalian pikirkan bahwa setiap langkah kalian (yang kalian ayunkan menuju masjid Nabi Saw untuk mengerjakan shalat berjamaah) dihitung sebagai sebuah pahala?” [1:625-S.A.]

BAB 23.    Keutamaan shalat isya’ berjamaah

395.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafik selain shalat subuh dan shalat isya’, dan seandainya mereka tahu pahala mengerjakan dua shalat ini pada waktunya, niscaya mereka akan pergi ke masjid meskipun harus merangkak. [1:626-S.A.]

BAB 24.    Keutamaan masjid dan pahala orang-orang yang menunggu di dalam masjid untuk mengerjakan shalat berjamaah

396.        Diriwayatkan dari (Abu Hurairah) r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Allah akan melindungi tujuh golongan pada hari ketika tidak ada lagi tempat berlindung selain Dia. (Tujuh golongan yang akan dilindungi Allah itu adalah: ) 1. Pemimpin yang adil; 2. Anak muda yang dibesarkan dalam beribadah kepada Allah; 3. Orang yang hatinya terpaut ke masjid; 4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah; 5. Seorang lelaki yang menolak ajakan seorang perempuan jelita dan terpandang untuk berzina dengannya dengan mengatakan : ‘Aku takut kepada Allah’; 6. Orang yang mendermakan harta kekayaannya secara diam-diam sehingga tangan kanannya (tidak seorangpun yang mengetahui perbuatan baiknya); dan 7. Orang yang mengasingkan diri (khalwat) untuk mengingat Allah dan matanya bersimbah air mata.” [1:629-S.A.]

BAB 25.    Keutamaan pergi ke masjid pada pagi hari dan sore hari untuk mengerjakan shalat berjamaah

397.        Diriwayatkan dari (Abu Hurairah) r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Allah akan mempersiapkan sebuah tempat yang terpandang di surga untuk orang yang pergi ke masjid setiap pagi dan sore hari untuk mengerjakan shalat berjamaah dengan niat karena Allah.” [1:631-S.A.]

BAB 26.    Setelah iqamah tidak ada shalat didirikan kecuali shalat yang telah ditentukan (maktubah)

398.        Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Malik bin Buhainah r.a yang berasal dari suku Adz, bahwa Rasulullah Saw melihat seorang laki-laki mengerjakan shalat dua rakaat setelah iqamah di perdengarkan. Ketika Rasulullah Saw telah menyelesaikan shalatnya, orang-orang berkumpul mengelilinginya (Nabi Saw atau orang yang disebut pertama itu) dan Nabi Saw berkata kepadanya (dengan nada memprotes), Apakah shalat subuh empat rakaat? Apakah shalat subuh empat rakaat?” [1:632-S.A.]

BAB 27.    Batas orang yang sedang sakit untuk mengerjakan shalat berjamaah

399.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Ketika Rasulullah Saw jatuh sakit dan sakitnya semakin parah, waktu mengerjakan shalat pun tiba dan adzan telah dikumandangkan, Nabi Saw bersabda, “Katakan pada Abu Bakar untuk memimpin mereka shalat.” Nabi Saw diberi tahu bahwa Abu Bakar berhati lunak dan tidak akan bisa memimpin shalat menggantikan tempat Nabi Saw. Nabi Saw mengulang perintahnya dan memperoleh jawaban yang sama. Nabi Saw memberi perintah yang sama untuk ketiga kalinya dan berkata, “Kalian (kaum perempuan) adalah para sahabat Yusuf. Katakan kepada Abu Bakar untuk memimpin shalat.” Maka Abu Bakar keluar untuk memimpin shalat (berjamaah).
Pada waktu yang bersamaan kondisi nabi Muhammad Saw agak sedikit membaik dan Nabi Saw keluar dengan pertolongan dua orang laki-laki yang memapahnya. Sepertinya aku melihat kaki Nabi Saw yang mulia menyeret tanah. Abu Bakar hendak mundur tetapi Nabi Saw menyuruhnya untuk tetap pada tempatnya dan Nabi Saw di papah hingga ia duduk disamping Abu Bakar. Nabi Saw Shalat dan Abu Bakar mengerjakan shalat di belakangnya, dan orang-orang mengerjakan shalat mengikuti Abu Bakar di belakangnya. Di dalam hadis yang lain (Abu Mu’awiyah) berkata, “Nabi Saw duduk di sebelah kiri Abu Bakar yang mengerjakan shalat sambil berdiri.” [1:633-S.A.]
400.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Ketika sakit nabi Muhammad Saw semakin parah dan penyakitnya bertambah buruk, Nabi Saw meminta izin kepada istri-istrinya untuk dirawat di rumahku dan mereka mengizinkan. Nabi Saw keluar dengan pertolongan dua orang laki-laki dan kakinya yang mulia menyentuh tanah. [1:634-S.A.]
BAB 28.    Dapatkah seorang imam mengerjakan shalat dengan hanya sedikit orang hadir (bermakmum)? Dan dapatkah ia berkhutbah apabila hujan turun pada hari Jum’at

401.        Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas r.a bahwa ia berkhutbah pada sekelompok orang pada suatu hari (hujan) dan berlumpur, dan ketika muadzin berkata, “Hayya ‘alash shalah”, Ibn ‘Abbas berkata kepadanya, “Ucapkanlah Ash-Shalatu fir-rihal” (shalatlah di rumah kalian), mereka saling memandang dan terkejut seakan-akan mereka mengingkari hal itu. Ibn ‘Abbas berkata, “Kelihatannya kalian mengingkari hal itu namun sesungguhnya hal itu pernah dilakukan oleh orang yang jauh lebih baik dariku (yaitu nabi Muhammad Saw). Shalat adalah perintah yang tegas, dan aku tidak suka menyebabkan kalian keluar (dengan kaki berlumpur). [1:637-S.A.]
402.        Diriwayatkan dari Anas r.a : Seorang lelaki Anshar berkata kepada nabi Muhammad Saw, “Aku tidak dapat mengerjakan shalat berjamaah dengan anda.” Laki-laki itu bertubuh tambun dan ia mengundang Nabi Saw ke rumahnya dan mempersiapkan makanan untuknya. Ia menyediakan sebuah sajadah, dan membersihkan salah satu sisinya dengan air, dan nabi Muhammad Saw mengerjakan shalat dua rakaat di atasnya. Seorang lelaki dari keluarga Al-Jarud bertanya, “Apakah Nabi Saw mengerjakan shalat dhuha?” Anas berkata, “Aku tidak pernah melihat Nabi Saw mengerjakan shalat dhuha kecuali pada hari itu.” [1:639-S.A.]

BAB 29.    Ketika iqamah telah diperdengarkan sementara makan malam telah disajikan

403.        Diriwayatkan dari (Anas bin Malik) r.a : Rasulullah Saw pernah bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan, makanlah sebelum shalat maghrib di kerjakan, dan janganlah makan dengan tergesa-gesa.” [1:641-S.A.]

BAB 30.    Seseorang yang sedang disibukkan dengan pekerjaan ketika iqamah diperdengarkan ia keluar (untuk melaksanakan shalat)

404.        Orang-orang bertanya kepada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi Saw kerjakan di rumahnya?” Ia menjawab, “Ia menyibukkan diri dengan melayani keluarganya dan ketika datang waktu shalat, ia pergi (ke masjid) untuk mengerjakannya.” [1:644-S.A.]

BAB 31.    Mengerjakan shalat di depan orang-orang dengan tujuan memberi mereka pelajaran shalat (seperti yang dikerjakan) nabi Muhammad Saw dan sunnahnya

405.        Malik bin Huwairits r.a pernah berkata, “Aku mengerjakan shalat di depanmu dan maksudku bukanlah untuk (mengimami) shalat tetapi untuk (memperlihatkan kepadamu) bagaimana Nabi Saw mengerjakan shalat.” [1:645-S.A]

BAB 32.    Orang yang berilmu dan memiliki keutamaan lebih berhak dalam memimpin shalat

406.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : bahwa dalam keadaan sakit Rasulullah Saw bersabda, “Katakanlah kepada Abu Bakar untuk memimpin shalat.” Di dalam kutipan ini ditambahkan : Aku berkata kepada Nabi Saw, “Jika Abu Bakar berdiri pada tempatmu, orang-orang tidak akan mendengar suaranya karena isak tangisnya ; Maka perintahkanlah saja ‘Umar untuk memimpin shalat.” ‘Aisyah r.a menambahkan : Akupun berkata kepada Hafshah r.a, “Sampaikan padanya, jika Abu Bakar menggantikan tempat Nabi Saw memimpin shalat orang-orang tidak akan mendengar suaranya karena isak tangisnya ; Maka perintahkanlah saja ‘Umar untuk memimpin shalat.” Hafshah melakukan hal itu tetapi Rasulullah Saw bersabda, “Diamlah! Sesungguhnya kalian (kaum perempuan) adalah sahabat-sahabat Yusuf. Katakan kepada Abu Bakar untuk memimpin shalat.” Hafshah berkata kepada ‘Aisyah r.a, “Aku tidak pernah memperoleh kebaikan darimu.” [1:647-S.A.]
407.        (Diriwayatkan dari Az-Zuhri: ) Anas (bin Malik Al-Anshari) r.a berkata kepadaku, “Adalah Abu Bakar yang memimpin shalat selama Nabi Saw sakit parah hingga datangnya hari senin itu. Ketika orang-orang berkumpul(membentuk barisan) untuk mengerjakan shalat, nabi Muhammad Saw menyibakkan tirai rumahnya dan sambil berdiri melihat kearah kami. Wajahnya bercahaya seperti sebuah halaman Al-Qur’an dan senyumnya menyejukkan. Kami semua gembira melihat Nabi Saw. Abu Bakar mundur dari barisan karena berfikir bahwa Nabi Saw akan memimpin shalat. Nabi Saw menyuruh kami untuk menyempurnakan shalat kami dan membiarkan tirai jatuh. Pada hari itulah Nabi Saw wafat.” [1:648-S.A.]

BAB 33.    Apabila seseorang telah siap memimpin shalat dan (pada waktu yang bersamaan) imam (yang biasanya memimpin shalat) datang

408.        Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idi r.a : Rasulullah Saw pergi untuk meneguhkan perdamaian diantara suku ‘Amr bin ‘Auf. Pada waktu yang bersamaan, waktu shalat tiba dan muadzin pergi menemui Abu Bakar dan berkata, “Maukah anda memimpin shalat sehingga aku dapat mengumandangkan iqamah?” Abu Bakar menyetujui permintaan itu dan memimpin shalat. Rasulullah Saw datang ketika orang-orang masih mengerjakan shalatnya dan menyelinap diantara barisan hingga dapat berdiri di barisan (terdepan). Orang-orang menepukkan tangan. Abu Bakar tidak menoleh, tetapi ketika orang-orang terus menerus menepukkan tangan, Abu Bakar menoleh dan melihat Rasulullah Saw. Rasulullah Saw memerintahkan dia untuk tetap berdiri di tempatnya. Abu Bakar mengangkat tangannya dan bersyukur kepada Allah dengan perintah Nabi Saw itu dan kemudian mundur ke barisan pertama.. Rasulullah Saw maju dke depan dan memimpin shalat. Ketika Rasulullah Saw menyelesaikan shalatnya, Nabi Saw bersabda, “Wahai Abu Bakar! Kenapa engkau tidak tetap di tempatmu ketika aku perintahkan hal itu?” Abu Bakar menjawab, “Bagaimana mungkin Ibn Abi Abi Quhafah (Abu Bakar) berani memimpin shalat sedangkan Rasulullah Saw ada bersama kami?” Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Kenapa kalian menepukkan tangan berlebihan? Jika terjadi sesuatu kepada siapapun ketika shalat berlangsung ia harus mengatakan ‘Subhanallah’. Jika ia mengatakan demikian maka ia akan mengerti, dan menepukkan tangan hanyalah untuk kaum perempuan.” [1:652-S.A.]

BAB 34.    Imam ditunjuk untuk diikuti

409.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Dalam keadaan sakit yang parah Rasulullah Saw bertanya apakah orang-orang telah mengerjakan shalat. Kami menjawab, “Belum, wahai Rasul Allah. Mereka sedang menunggu anda.” Kemudian Nabi Saw bersabda, “Siapkan air untukku.” ‘Aisyah (menambahkan) : Kami menyiapkannya. Nabi Saw mandi dan berusaha untuk berdiri tapi jatuh pingsan. Ketika pulih kembali Nabi Saw bertanya, apakah orang-orang telah mengerjakan shalat. Kami berkata, “Belum, mereka menunggu anda, wahai Rasul Allah.” Nabi Saw bersabda lagi, “Siapkan air untukku.” Kemudian Nabi Saw mandi dan berusaha bangun tetapi kembali jatuh pingsan. Dan ketika pulih kembali Nabi Saw bersabda, “Apakah orang-orang telah mengerjakan shalat?” Kami menjawab, “Belum, mereka menunggu anda wahai Rasul Allah.” Nabi Saw bersabda, “Siapkan air untukku.” Kemudian Nabi Saw duduk dan membasuh dirinya lalu berusaha bangun dan jatuh pingsan. Ketika pulih dari pingsannya, Nabi Saw bertanya, “Apakah orang-orang telah mengerjakan shalat?” Kami menjawab, “Belum, wahai Rasul Allah. Mereka menunggu anda.” Di masjid orang-orang masih menunggu Rasulullah Saw untuk memimpin mereka mengerjakan shalat isya’. Nabi Saw mengutus Abu Bakar untuk memimpin mereka shalat. Abu Bakar adalah orang yang lunak hatinya, maka ia meminta ‘Umar untuk memimpin mereka shalat, tetapi ‘Umar menjawab, “Anda lebih berhak.” Maka selama beberapa hari Abu Bakar pun memimpin mereka shalat. Akhir hadis ini telah disinggung di muka. (Lihat hadis no. 399). [1:655-S.A.]
410.        Diriwayatkan dari (‘Aisyah) r.a : Selama sakitnya yang parah Rasulullah Saw mengerjakan shalat di rumahnya. Di dalam hadis ini disebutkan ketika imam memimpin shalat dalam posisi duduk, maka anda (makmum) harus mengerjakan shalat dengan cara demikian pula.2 [1:656-S.A]

BAB 35.    Kapankah seseorang sujud?

411.        Diriwayatkan dari Al-Bara’ r.a : Ketika Rasulullah Saw bersabda, “Sami’ Allahu liman hamidah”, tidak ada seorang pun di belakang Nabi Saw (bersujud) hingga Nabi Saw bersujud, dan setelah Nabi Saw bersujud kami pun bersujud. [1:658-S.A.]

BAB 36.    Dosa seseorang yang bangkit dari sujud mendahului imam

412.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Tidak takutkah mereka yang bangkit dari sujudnya mendahului imam kelak kepalanya diubah Allah menjadi kepala seekor keledai? Atau rupanya diubah Allah menjadi rupa keledai?” (Lihat hadis no. 421 berikut catatan kakinya). [1:660-S.A.]

BAB 37.    Budak atau anak laki-laki yang belum balig dapat memimpin shalat

413.        Diriwayatkan dari Anas r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “”Dengar dan patuhi (imammu) bahkan pun bila ia seorang Etiopia (Habasyi) yang rambutnya seperti kismis.” [1:662-S.A.]

BAB 38.    Imam yang tidak mengerjakan shalat dengan sempurna dan makmum yang mengerjakan shalat dengan sempurna

414.        Diriswayatkan dari Abu Hurairah : Rasulullah Saw pernah bersabda, “Apabila mereka (imam) memimpin shalat dengan benar, maka mereka (imam) dan kalian (makmum) akan menerima pahala tetapi jika mereka (imam) membuat kesalahan (dalam memimpin shalat) maka kalian (makmum) tetap menerima pahala shalat dan dosa (dari kesalahan itu) menjadi tanggungan mereka (imam). [1:663-S.A.]

BAB 39.    Berdiri sejajar disamping kanan imam dilakukan ketika hanya dua orang yang mengerjakan shalat berjamaah

415.        Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas r.a : Suatu ketika aku menginap di rumah bibiku (Maimunah). Di dalam kutipan hadis ini ditambahkan : Kemudian Nabi Saw tidur dan mendengkur halus (bernafas dengan suara lembut). Dan kapanpun Nabi Saw tidur, Nabi Saw selalu tidur dengan suara nafas yang lembut. Muadzin menjemput Nabi Saw. Nabi Saw pun pergi dan mengerjakan shalat subuh tanpa berwudhu lagi. [1:665-S.A.]3

BAB 40.    Imam yang memperpanjang shalat sementara seseorang (yang bermakmum) dihadapkan pada kebutuhan atau pekerjaan yang mendesak sehingga ia meniggalkan shalat berjamaah dan shalat sendiri

416.        Diriwayatkan dari ‘Amr) : Jabir bin ‘Abdullah r.a pernah berkata, “Mu’adz bin Jabal r.a mengerjakan shalat bersama Nabi Muhammad Saw kemudian pergi memimpin kaumnya mengerjakan shalat. Suatu ketika ia memimpin shalat berjamaah dan membaca surah Al-Baqarah. Seseorang meninggalkan shalat berjamaah dan Mu’adz mengkritik orang tersebut. Kabar itu sampai kepada nabi Muhammad Saw dan Nabi Saw bersabda kepada Mu’adz, ‘Kau telah menempatkan seseorang kepada fitnah (Nabi Saw mengatakan hal itu sampai tiga kali) dan menyuruh Mu’adz membaca dua surah dari bagian tengah surah Al-Mufashshal.” [1:669-S.A.]4 

No comments:

Post a Comment